Wednesday, September 23, 2015

Legiun Mangkunegaran - Pasukan Modern Pertama di Jawa

Membahas Legiun Mangkunegaran nggak bisa lepas dari sejarah berdirinya Kadipaten Mangkunegaran oleh Raden Mas Said.

Legiun ini adalah legiun pribumi pertama yang diorganisasi secara modern ala Eropa. Nggak cuma pertama di nusantara tapi juga Asia! Bahkan restorasi Meiji dan modernisasi Siam belum mulai.


Modern dalam pengertian secara senjata, taktik, perekrutan, seragam dll hampir 100% ala Eropa utamanya Perancis-Belanda. Mereka tentara profesional yang dilatih secara rutin, berbeda dengan prajurit keraton Surakarta yang direkrut mirip wajib militer yaitu merekrut rakyat saat dibutuhkan saja. Di Jawa, Legiun Mangkunegaran hanya bisa disaingi oleh prajurit Pakualaman, bedanya prajurit Pakualaman kurang aktif di operasi militer bahkan akhirnya digembosi. Saking profesionalnya Legiun Mangkunegaran dilatih Prancis, Inggris dan juga Belanda di sekolah kemiliteran Soldat Sekul. Bahkan Napoleon memuji kemampuan Legiun Mangkunegaran.

Oh iya keraton-keraton jawa sangat dekat lho dengan Napoleon Bonaparte, sampai dibuat dalam 8 karya sastra, di antaranya Serat Napoliyun Bonaparte, Prabu Bonaparte, Cariyos Napoleon, Babad Napoleyon, Serat Napoleon


"Bapaknya" Legiun Mangkunegara : Mangkunegara II


Embrio legiun sudah ada sejak masa Mangkunegara I yaitu pasukan pemberontak melawan Surakarta, Yogyakarta, dan Belanda. Tapi pembentukan legiun secara modern diawali oleh Mangkunegara II tahun 1808, yang terdiri dari 185 perwira dan 1105 personel dengan rincian 2 perwira senior dengan pangkat mayor, 4 perwira letnan ajudan, 9 perwira kapitein, 8 perwira letnan tua, 8 perwira letnan muda, 32 sersan bintara, 62 tamtama kopral, 900 flankier, 200 dragonder (pasukan berkuda), dan 50 steffel. Pada tahun 1825-1830, kekuatannya didukung 1500 personil sampai pada masa PD I pasukannya bertambah jadi 2000. Namun pasca PD I, pasukannya dikurangi hanya tinggal 900an prjurit saja. Walaupun kelihatan sedikit tapi karena dilatih secara profesional mereka lebih tangguh daripada pasukan keraton lainnya.



Apel di alun-alun


Seperti prajurit modern mereka mempunyai korps musik, dokter militer, dan administrasi.

Korps Musik dengan ciri celana hitam


Uniknya aba-aba militer diambil dari bahasa Belanda yang mengalami jawanisasi seperti purwares mares (voorwarts mars) yang berarti maju jalan, gewonepas (gewone pas), yakni jalan biasa, dan geswindepas (gezwinde pas) yang berarti jalan dipercepat.

Ketangguhan Legiun Mangkunegaran dimanfaatkan pasukan Belanda dengan merekrut mereka dalam beberapa operasi militer seperti Perang Aceh dan Perang Diponegoro. Bahkan katanya sampai direkrut untuk PD II.
Karena mereka adalah prajurit profesional maka mereka digaji. Pemberian gaji bulanan kepada para prajurit sesuai dengan pangkat dan masa tugas. Selain gaji, prajurit legiun yang berpangkat di bawah perwira juga mendapat jatah ransum sebanyak 6 ons beras dan 25 gram garam tiap harinya. Uang pensiun diberikan kepada anggota legiun yang telah mengabdi selama minimal 20 tahun dan 15 tahun untuk dokter militer.


Panji Legiun Masa MN V


Bekas Gedung Kaveleri dan Artileri


Oh iya legiun ini juga memiliki anggota wanita karena embrionya pada jaman Raden Mas Said (Mangkunegara I) sudah ada 60 prajurit pemanah wanita. Kemudian dikurangi menjadi 44 personil. Prajurit wanita atau prajurit estri ini bertugas dalam hospitality, tapi tetap dibekali kemampuan tempur.

Akhir dari Legiun Mangkunegaran terjadi saat PD II ,Belanda kalah dan Jepang masuk Jawa. Jepang melucuti senjatanya. Beberapa anggota legiun masuk ke PETA atau kembali ke kraton dengan status abdi dalem biasa. Oh iya katanya ex-legiun ini juga berperan dalam terbentuknya Akademi Militer kita.
 

No comments:

Post a Comment